HUT RI KE 70 DI SMPN 75
SAAT PELEPASAN BALAON PADA PERAYAAN HUT RI KE 70 DI SMP NEGERI 75 JAKARTA
JUARA I ROBOTIK TINGKAT DKI JAKARTA
Bpk. Drs. H. Mas'ud Jamaluddin, M.M. bersama peserta didik yang meraih Juara I Lomba Robotik se-DKI Jakarta
HUT PGRI KE 70 DAN HARI GURU NASIONAL
Kegiatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI Ke 70 di SMPN 75 Jakarta Pada Tanggal 25 November 2015
BIC MOB SMPN 75 JAKARTA
VIDEO KEGIATAN BIC MOB SMP NEGERI 75 JAKARTA
Hikmah
Untuk Kita Renungkan
Rabu, 25 Desember 2013
Minggu, 22 Desember 2013
Rabu, 18 Desember 2013
Senin, 16 Desember 2013
KEGIATAN ULANGAN SEMESTER GANJIL SMPN 75
13.32
No comments
Ulangan akhir semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 di SMPN 75 dilaksnakan mulai tanggal 6 Desember 2013 hingga 13 Desember 2013.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta didik dari kelas VII hingga kelas IX, dengan jumlah 18 ruangan. Kegiatan UAS ini berlangsung mulai jam 07.30 s.d. 11.30. Peserta didik hanya menuliskan jawaban dengan cara menghitamkan jawaban di lembar jawaban komputer (LJK) dengan menggunakan pensil 2B. Jumlah soal ada 50, kecuali untuk pelajaran Matematika dan IPA berjumlah 40 soal. Semuanya menggunalkan LJK. Alhamdulillah kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar seseuai dengan rencana. Untuk foto kegiatan. Foto-foto UAS lainya silahkan KLIK DI SINI
Foto Kegiatan HUT PGRI Ke 65 SMPN 75 Jakarta
13.04
No comments
Team Pasukan Paskibra HUT PGRI
Peserta Didik Siap Ikut Upacara HUT PGRI
PASKIBRA Guru SMPN 75
Pak Rakidin Saat membidik sasaran..jepreeet...
Dari Kiri Ke kanan Pak Sagini, Pak Yusuf dan Pak H. Mudhar
Komite SMPN 75 Berpartisipasi Dalam HUT PGRI
Nasi Tumpeng Pada Perayaan HUT PGRI Ke-65
Para Dewan Guru SMPN 75 Jakarta
Pak H.M. Siddik Tawad Ka. SMPN 75 (kanan) Bersama Pak Marsamto
Pak Sagino, Bu Yuhaslinda dan Bu Mardhiah
Audi (kanan) dkk
Pak Dalari (kanan) & Pak H. Mudhar
Pak H.M. Siddik (Batik Coklat) di tengah dewan guru
Pak Haryanto Kepala Perpustakaan
Peserta Didik Antusias Dalam Mengikuti acara HUT PGRI
Asyik di tengah kemeriahan HUT PGRI
Peserta Didik Asyik Mengikuti Acara HUT PGRI
Kue Ultah PGRI Ke-65 Persembahan dari Komite Sekolah
Pak H.M. Siddik Saat Memotong Tumpeng
Pak H. M. Siddik Bersama Pak Marsamto saat pemotongan tumpeng
Pak H.M. Siddik saat menyerahkan tumpeng kepada peserta didik
Pak Marsamto bersama peserta didik
Pemotongan Kue Ultah PGRI oleh Perwakilan Komite Sekolah
Ibu Iis Ketua Komite Sekolah saat memberikan kue Ultah HUT PGRI
Bpk. H.M. Siddik saat menerima kue dari komite sekolah
Bpk. H.M. Siddik bersama Ibu Winarni
Bapak H.M. Siddik (kiri) Bersama Pak Sagino
Pak Yusuf Saat memberikan kue kepada seorang peserta dididik
Pak Yusuf o,,,,,pak Yusuf....
Pak Rakidin Bidang kesiswaan selesai meimpin upacara HUT PGRI
Terima Kasih jazaakumul khoiran kasyiro
Ibu Wenndra saat mendapat kenangan dari peserta didik
Bu Eni saat diwawancara
Bu Eni saat diwawancara oleh pak Yepy
Kegiatan lomba masak bapak dan ibu guru
Selasa, 10 Desember 2013
Minggu, 01 Desember 2013
Rabu, 27 November 2013
Perayaan HUT Guru di SMPN 75
19.55
No comments
Pada tiap-tiap tanggal 25 November di setiap tahunnya diperingati sebagai hari Guru Nasional. Para guru di seluruh penjuru tanah air tak ketinggalan melaksanakan kegiatan hari guru, yang ditandai dengan upacara memperingati hari guru. Teristimewa di SMPN 75, semua petugas upacaranya adalah Bapak dan Ibu Guru. Tentu hal ini menambah semakin seru. Adapun peserta upacaranya adalah para peserta didik dari kelas VII sampau dengan kelas IX. Pada kesempatan upacara peringatan hari guru di sekolah kami dihadiri pula oleh para pengurus Komite Sekolah atau masyarakat yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Setelah kegiatan upacara berakhir, Bpk. Drs. H. M. Siddik Tawad, Kepala SMPN 75 melakukan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Tak ketinggalan tokoh masyarakat yang peduli akan dunia pendidikan turut menyumbangkan kue khusus yang didesain menyerupai sebuah buku besar sebagai simbol berbagai pengetahuan yang termuat dalam sebuah buku. Kegiatan HUT Guru dilanjutkan dengan kegiatan lomba masak nasi goreng yang mana pesertanya adalah Bapak Guru dan Ibu Guru. Untuk Nasi goreng buatan Bapak Guru tak kalah enaknya dengan nasi goreng buatan Ibu Guru, Wah rasanya....yahuud banget deh. Lomba yang menarik lainnya adalah lomba makan pisang dengan mata tertutup, serta lomba betot tambang...eh tarik tambang...pokoknya seru....!!!!! Sebagai penutup kegiatan dilaksanakan pula pertandingan futsal antara siswa dengan siswa juga antara guru dengan siswa. Untuk finalnya dilaksanakan hari Jumat, tanggal 29 November 2013.
Wah melalui blog ini kami ingin mengucapkan "SELAMAT HARI GURU YANG KE-68' Semoga Insan cendekia akan tetap setia berkiprah memajukan dunia pendidikan kita. Tanpa guru bukanlah kita siapa-siapa....See You.....!!
Foto-foto tentang HUT Guru KLIK DI SINI
Foto-foto tentang HUT Guru KLIK DI SINI
Jumat, 25 Oktober 2013
Berita Duka
05.12
No comments
INNALILLAHI WAINNA ILAIHI ROOJIUUN
Kami Kepala Sekolah, Guru-Guru, Tata Usaha dan Karyawan SMPN 75
Turut Berduka Cita Atas Meninggalnya Rekan Kami " Bpk. Iskandar "
Pada Hari : Kamis Tanggal : 24 Oktober 2013.
Semoga Semua Amal Ibadahnya serta Pengabdiannya di SMPN 75
Dicatat Sebagai Amal Baik dan Diterima Di Sisi Allah SWT.
Dan Semoga Keluarga Yang Ditinggalkan Diberikan Ketabahan, Amiin !
Kamis, 17 Oktober 2013
Memaknai Idul Adha
05.26
No comments
Bulan ini merupakan bulan bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji. Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam. Pada hari itu, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail. Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. Legenda mengharukan ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109. Kisah tersebut merupakan potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan. Model ketakwaan Nabi Ibrahim ini patut untuk kita teladani. Dari berbagai media, kita bisa melihat betapa budaya korupsi masih merajalela. Demi menumpuk kekayaan rela menanggalkan ”baju” ketakwaan. Ambisi untuk meraih jabatan telah memaksa untuk rela menjebol ”benteng-benteng” agama. Dewasa ini, tata kehidupan telah banyak yang menyimpang dari nilai-nilai ketuhanan. Dengan semangat Idul Adha, mari kita teladani sosok Nabi Ibrahim. Berusaha memaksimalkan rasa patuh dan taat terhadap ajaran agama. Di samping itu, ada pelajaran berharga lain yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail ini pada akhirnya digantikan seekor domba. Pesan tersirat dari adegan ini adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia. Hal ini senada dengan apa yang digaungkan Imam Syatibi dalam magnum opusnya al Muwafaqot. Menurut Syatibi, satu diantara nilai universal Islam (maqoshid al syari’ah) adalah agama menjaga hak hidup (hifdzu al nafs). Begitu pula dalam ranah fikih, agama mensyari’atkan qishosh, larangan pembunuhan dll. Hal ini mempertegas bahwa Islam benar-benar melindungi hak hidup manusia. (hlm.220 ) Nabi Ismail rela mengorbankan dirinya tak lain hanyalah demi mentaati perintahNya. Berbeda dengan para teroris dan pelaku bom bunuh diri. Apakah pengorbanan yang mereka lakukan benar-benar memenuhi perintah Tuhan demi kejayaan Islam atau justru sebaliknya?. Para teroris dan pelaku bom bunuh diri jelas tidak sesuai dengan nilai universal Islam. Islam menjaga hak untuk hidup, sementara mereka—dengan aksi bom bunuh diri— justru mencelakakan dirinya sendiri. Di samping itu, mereka juga membunuh rakyat sipil tak bersalah, banyak korban tak berdosa berjatuhan. Lebih parah lagi, mereka bukan membuat Islam berwibawa di mata dunia, melainkan menjadikan Islam sebagai agama yang menakutkan, agama pedang dan sarang kekerasan. Akibat aksi nekat mereka ini justru menjadikan Islam laksana ”raksasa” kanibal yang haus darah manusia. Imam Ghazali dalam Ihya ’Ulumuddin pernah menjelaskan tentang tata cara melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Menurutnya, tindakan dalam bentuk aksi pengrusakan, penghancuran tempat kemaksiatan adalah wewenang negara atau badan yang mendapatkan legalitas negara. Tindakan yang dilakukan Islam garis keras dalam hal ini jelas tidak prosedural. (vol.2 hlm.311) Sudah semestinya dalam melakukan amar makruf nahi munkar tidak sampai menimbulkan kemunkaran yang lebih besar. Bukankah tindakan para teroris dan pelaku bom bunuh diri ini justru merugikan terhadap Islam itu sendiri ?. Merusak citra Islam yang semestinya mengajarkan kedamaian dan rahmatan lil ’alamin. Ajaran Islam yang bersifat humanis, memahami pluralitas dan menghargai kemajemukan semakin tak bermakna. Semoga dengan peristiwa eksekusi mati Amrozi cs, mati pula radikalisme Islam, terkubur pula Islam yang berwajah seram. Pengorbanan Nabi Ismail yang begitu tulus menjalankan perintahNya jelas berbeda dengan pengorbanan para teroris. Di hari Idul Adha, bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Tuhan yang bersifat transedental. Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan. Bentuk solidaritas kemanusiaan ini termanifestasikan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama. Meski waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dibatasi (10-13 Dzulhijjah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ’berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha. Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial.
Rabu, 02 Oktober 2013
Selasa, 01 Oktober 2013
Rabu, 25 September 2013
SAYA SENANG MASUK SMP NEGERI 75
13.44
No comments
Sejak saya duduk di bangku kelas 4 SD, guru-guru sudah memberikan pengarahan kepada anak-anak tentang SMP mana yang akan dipilih ketika lulus. Awalnya, saya tida tertarik pada SMP 75, karena bangunannya yang sempit. Di samping itu, jarak antara rumah saya dengan SMPN 75 cukup jauh.
Guru saya selalu berkata bahwa SMPN 75 termasuk SMP Unggulan. Orang tua sayapun menyuruh saya untuk masuk ke SMPN 75. Semakin lama, tumbyuhlah keinginan dalam benak saya untuk melanjutkan sekolah di SMPN 75.
Sejak pembagian SKHUN (8 Juni 2013), saya mulai tidak percaya diri akan masuk ke SMP idaman saya ini, karena saya hanya dibekali SKHUN dengan jumlah 28,35. Namun orang tua serta guru-guru member saya support. Akhirnya saya tetap mencoba untuk mendaftarkan diri. SMPN 75 merupakan pilihgan pertama saya, sedangkan pilihan ke dua saya SMP 127 dan yang ke tiga SMP 134.
Saya sangat amat bersyukur dapat diterima di SMP 75 meski berada diurutan ke-91, untuk jalur umum. Pertama kali saya masuk di kelas VII/5, dengan wali kelas Bu Yuni. Sosok Bu Yuni yang tegas membuat saya merasa segan. Namun setelah saya mengikuti tes bilingual, sayapun masuk ke kela VII/4. Saya sangat senang ketika tahu bahwa wali kelas VII/4 adalah Mam Ricca. Guru yang paling friendly bagi saya. Saya mengkuti dua eskul yaitu PMR dan Musik.
Sekolah di SMP 75 cukup menguras energy saya karena banyaknya tugas dan kegiatan lainnya. Namun, Saya justru menikmatinya. Di kelas, saya terpilih menjadi wakil ketua kelas. Sebuah kebanggaan, namun juga beban bagi saya untuk menjalankan peran tersebut.
Pengalaman pertama saya di bidang akademik tidak memuaskan. Nilai ulangan harian matematika , saya mendapat nilai 70. Puji syukur pada pelajaran IPA saya mendapat nilai 92. Saya serinmgkali minder dengan teman-teman saya yang pintar. Saya merasa bahwa saya bukanlah apa-apa di sini. Namun saya berusaha melawan perasaan itu, dan saya tetap optimis serta selalu berusaha melakukan hal-hal positif semaksimal mungkin.
Saya mengikuti kegiatan LDKS(Latihan Dasar Kepemimpinan). Tujuan saya mengikuti kegiatan tersebut di samping menjadi OSIS adalah melatih kemanditrian, berjiwa social, dan mencari pengalaman. Mama saya berkata : “Carilah pengalaman sebanyak mungkin selama masih duduk di bangku sekolah”. Pengalaman yang dimaksud adalah p[engalaman positif yang bisa diambil pelajarannya pada masa yang akan dating.
Di LDKS ini saya belajar emandirian, di mana kita harus menyiapkan kebutuhan kita sendiri, tanpa merepotkan orang lain. Saya belajar berlapang dada/sportif saat kelompok saya kalah melawan kelompok lain. Saya belajar kerja sama saat kegiatan kelompok, semua anggota saling bahu – membahu. Sayua belajar untuk memiliki jiwa social/peduli terhadap orang lain, saat saya member minuman kepada guru, member sesuap makanan kepada teman yang tidak membawa makanan. Di dalam bis maupun di tenda, saya juga berbagi snavck kepada teman-teman. Saya belajar untuk tidak bersikap serakah, saat saya harus berbagi tempat untuk tidur di tenda. Saya belajar bersabar menunggu giliran saat pelaksanaan out bound ataupun menggunakan kamar mandi. Saya belajar melawan rasa takut, saat saya menyebrang titian dengan menggunakan seutas tali di permainan flying fox. Dan begitu banyak lagi pelajaran yang dapat saya petik hikmahnya.
Semoga saya dapat mendapatkan nilai-nilai moral dalam kegiatan LDKS di dalam kehidupan saya sehari-hari.
Jakarta, 25 September 2013
Penulis : Aqila Maretasya Gunawan
Peserta Didik Kelas VII/4 SMPN 75
Sabtu, 21 September 2013
LDKS SMPN 75 JAKARTA BARAT
08.51
2 comments
FOTO-FOTO KEGIATAN LDKS SMPN 75 JAKARTA BARAT
JUMAT,SABTU/ 20 - 21 SEPTEMBER 2013
CAMP GROUND CITRA ALAM, CISARUA BOGOR
Game Dinamika Kelompok
Game Dinamika Kelompok
Game Dinamika Kelompok
Game Dinamika Kelompok
Game Dinamika Kelompok
Game Dinamika Kelompok
Pak Sagino Bersama Peserta LDKS
Guru - Guru Pembimbing LDKS
Game Tie Ball Memerlukan Kecermatan
Game Tie Ball Memerlukan Kecermatan
Setelah Merayap....
Api Unggun Berkobar
O...a...i...o ... api unggun berkobar....
Tenda Merahku.....
To...wa...ga...pat.....
Dari Kiri : Pak : Sagino, Rakidin, Iskandar, & Suryana.
Saat Apel Pembukaan LDKS
Siap Apel LDKS
Saat Mendengar Pengarahan Panitia
Peserta Putri Siap..
Kami Siap Disiplin...
Peserta LDKS Putri
Khusu Mendengarkan Nasehat..
Pak Dalari diantara peserta LDKS
Belajar Untuk Ikhlas...
Nyantai Sejenak
Audi Peserta LDKS dari Kelas VII
Asyik Juga...
Halang Rintang Perlu Keberanian
Berlumpur tapi asyik...
Yes....Kami Senang...
Horey...LDKS 75 OKE banget...
Belajar Kesabaran Dan Kerjasama..
Yo..Kita ...bahu membahu...
Jembatan Gantung yang Mengasyikan
Pemandangan Dari Areal Camping Ground
Sungguh Indah....
Saat Akan Kembali Ke Jakarta
Selamat Tinggl....
Langganan:
Postingan (Atom)